Tiap 18 Maret diperingati sebagai Hari Arsitektur Indonesia. Kami
menduga, tidak semua pembaca mengetahui hal ini. Sebab, ia bukanlah
hari-hari populer lainnya, yang sampai diberitakan secara luas atau
bahkan menjadi tanggal merah dalam kalender kita.
Meski sudah diakui oleh pemerintah, tapi bagaimana dengan masyarakat?
Ketidak-populeran Hari Arsitektur Indonesia ini bisa jadi karena
arsitektur bukanlah hal ‘seksi’ di mata masyarakat. Seberapa banyak
orang awam membicarakan arsitektur, langgam, fasad, jenis material, dan
seterusnya? Bisa pula karena arsitektur masih dianggap milik kalangan
tertentu saja, yang terbatas, dan eksklusif. Hal sederhana yang bisa
kita cermati adalah, seberapa banyak orang kita yang menggunakan jasa
arsitek untuk merancang rumah mereka. Kesan yang kerap mengemuka adalah
jasa arsitek itu mahal. Demikiankah?